Analisis Potensi Museum Monumen Pahlawan Pancasila Kentungan Sebagai Destinasi Wisata Dark Tourism di Yogyakarta

Didik, Didik (2022) Analisis Potensi Museum Monumen Pahlawan Pancasila Kentungan Sebagai Destinasi Wisata Dark Tourism di Yogyakarta. Bachelor thesis, STP AMPTA Yogyakarta.

	Text Cover - Bab I.pdf Download (1MB)
	Text Bab II - Bab IV.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB)
	Text Bab V - Lampiran.pdf Download (1MB)

Abstract

Museum Monumen Pahlawan Pancasila Kentungan merupakan destinasi wisata sejarah yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata dark tourism di Yogyakarta. Hal ini dapat diketahui dari dark history yang dimiliki monumen tersebut. Akan tetapi, masih belum ada rencana dan semangat dari pengelola monumen untuk mengembangkan destinasi menjadi sebuah dark tourism. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dark tourism dari sisi spektrum kelas dan fasilitas penunjang dark tourism yang ada di Monumen Pahlawan Pancasila Kentungan. Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah wawancara, observasi, studi pustaka dan dokumentasi. Penentuan informan dilakukan dengan purposive sampling, yang mana informan dalam penelitian ini adalah perwakilan dari Dinas Sosial Yogyakarta dan Petugas Museum selaku pengelola serta Ahli sejarah. Metode analisis data yang digunakan untuk menjawab masalah penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan pendekatan keruangan, yakni dengan menjelaskan lokasi dark tourism dan spektrum daya tarik serta kelengkapan fasilitas penunjang dark tourism yang dimiliki destinasi. Peneliti juga menggunakan metode penilaian (skoring) untuk mengetahui nilai potensi spektrum kelas dan fasilitas penunjang dark tourism di Museum Monumen Pahlawan Pancasila Kentungan. Hasil penelitian yang didapatkan adalah Museum Monumen Pahlawan Pancasila Kentungan dari sisi spektrum kelas dark tourism, termasuk dalam kelas “Darker” atau sangat kelam dengan skor 14. Hal ini berdasarkan penilaian yang dilakukan terhadap indikator – indikator spektrum dark tourism, yaitu: waktu dan lokasi, pengaruh politik, interpretasi produk dan komersialisasi. Dari sisi fasilitas penunjang dark tourism termasuk dalam potensi fasilitas “Tinggi” dengan skor 26. Hal ini berdasarkan pada penilaian yang dilakukan terhadap indikator – indikator, yaitu: fasilitas primer (kondisi, keragaman, keunikan, dan cakupan dark history), sekunder (akomodasi, fasilitas belanja dan kuliner), kondisional (moda transportasi dan pramuwisata) dan promosi.

Actions (login required)

View Item