Analisis Segmentasi Pasar Wisatawan di Museum Sonobudoyo dan Implikasinya Terhadap Strategi Pemasaran

Waskito, Satriyo (2020) Analisis Segmentasi Pasar Wisatawan di Museum Sonobudoyo dan Implikasinya Terhadap Strategi Pemasaran. Bachelor thesis, STP AMPTA Yogyakarta.

	Text COVER - BAB 1_opt.pdf Download (358kB)
	Text BAB 2 - BAB 4_opt.pdf Restricted to Registered users only Download (581kB)
	Text BAB 5 - LAMPIRAN_opt.pdf Download (1MB)

Abstract

Yogyakarta adalah kota yang terkenal akan destinasi wisata dan budayanya. Salah satu destinasi wisata yang mengangkat budaya sebagai daya tariknya adalah Museum Sonobudoyo. Museum Sonobudoyo termasuk ke dalam tiga museum paling banyak dikunjungi di Kota Yogyakarta menurut data statistik kepariwisataan DIY tahun 2018. Namun tingkat kunjungan wisatawan Museum Sonobudoyo terpaut cukup jauh dari peringkat dua dan satu yaitu Museum Vredeburg dan De Mata Art Museum. Tujuan dari penelitian kali ini adalah untuk mengetahui lebih jauh tentang segmentasi pasar wisatawan dan strategi pemasaran yang dilakukan oleh Museum Sonobudoyo. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, metode ini dipilih agar dapat menggambarkan temuan dilapangan yang didalamnya memuat berbagai bentuk data. Teknik pengambilan data yang digunakan yaitu observasi, kuesioner, wawancara dan dokumentasi. Kuesioner akan diberikan kepada wisatawan yang berkunjung sedangkan wawancara dilakukan bersama Kepala Museum dan Kepala Seksi Bimbingan Informasi dan Preparasi. Agar peneliti mendapatkan data yang akurat, peneliti menggunakan teknik keabsahan data triangulasi metode pengambilan data dan sumber. Sedangkan untuk teknik analisis data, terbagi dalam tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan jika pengelola Museum Sonobudoyo telah berhasil melakukan strategi pemasaran dengan baik dalam membidik pasar sasaran anak muda. Hal ini diperkuat dengan hasil segmentasi pasar wisatawan yang didominasi oleh para pelajar atau mahasiswa pada usia 21 – 30 tahun. Namun sayangnya untuk pasar sasaran pejalan kaki yang ada disekitar area Malioboro masih belum terlaksana dengan baik. Kemudian untuk strategi pemasaran positioning, pengelola Museum Sonobudoyo berhasil menerapkan penetapan posisi menurut atribut dengan baik. Pengelola berhasil mengubah persepsi jika anak muda tidak menyukai museum dengan cara lebih mengutamakan promosi fasilitas pendukung yang mereka miliki seperti gedung bioskop, cafe dan pagelaran wayang. Pengelola juga berhasil membuat kesan museum yang modern, dengan cara menambahkan inovasi teknologi pada ruang pameran koleksi.

Actions (login required)

View Item